Dolek en dewe

Minggu, 28 April 2013

Kisah Nabi Idris As

Allah s.w.t berfirman:

"Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut)di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang rasul. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)

Kita tidak mengetahui bila Nabi Idris hidup dan kepada kaum siapa dia diutus dan bagaimana Allah s.w.t mengangkat darjatnya pada kedudukan yang tinggi.

Menurut dongeng kuno disebutkan bahawa Nabi Idris adalah Uzairis, salah seorang pahlawan Mesir kuno. Beliau dianggap sebagai Tuhan berhala. Izis, isterinya memainkan peranan penting dalam mengembalikannya pada kehidupan. Kami tidak memiliki suatu sumber yang otentik yang dapat kami percaya untuk meneguhkan pendapat seputar Nabi Idris.

Barangkali Idris adalah seorang Nabi yang dermawan dan mulia dan diutus di Mesir, lalu Allah s.w.t mengangkatnya di sisi-Nya seperti Nabi Isa Ibnu Maryam. Ketika beliau diangkat, terjadilah berbagai macam isu dan fitnah seputar beliau dan kemudian beliau dijadikan sebagai Tuhan. Dan barangkali ada versi lain seputar kisah itu.

Yang jelas Al-Qur'an al-Karim tidak menyingkap kesamaran yang berhubungan dengan Nabi Idris. Yang kami ketahui hanya bahawa beliau adalah seorang yang jujur, yang terpercaya, dan seorang Nabi. Allah s.w.t mengangkatnya ke darjat yang tinggi di sisi-Nya. ?

Nabi Idris adalah salah seorang dari keturunan Nabi Adam yang membanggakan. Ia sangat rajin belajar. Ia kreatif juga pemberani.

Nabi Idris lah yang awal mula mengajarkan keluarga besar Nabi Adam lainnya menulis. Idris pula yang pertama kali membuat jarum dan benang, dan membuat teknik menjahit pakaian.

Kebanyakan keturunan anak cucu Adam adalah orang-orang yang soleh.. Namun, ada juga yang tidak soleh. Banyak melakukan maksiat dan tidak mau menyembah Allah.

Maka, Allah mengutus Nabi Idris untuk mengingatkan keluarga yang tidak soleh itu agar kembali beribadah kepada Allah.. Orang-orang yang tidak soleh itu adalah saudara Nabi Idris dari keturunan Qabil di daerah Babilonia.

Di sana Nabi Idris mengajak orang-orang agar meninggalkan maksiat dan beribadah kepada Allah. Setelah sekian lama memberi nasehat, hanya sedikit orang yang sadar bahwa nasehat Nabi Idris benar.

Melihat kebanyakan keturunan Qabil tetep membangkang malah semakin erat berteman dengan Iblis, Nabi Idris meminta izin pada Allah untuk meninggalkan Balbilonia dan mencari keluarga Adam lainnya yang mau mendengarkan nasehat Nabi Idris.

Allah swt mengabulkan permintaan Nabi Idris. Maka pergilah Nabi Idris dan rombongan keluarga soleh menuju Mesir, daerah Sungai Nil.

Setelah kepergian Nabi Idris dan orang-orang soleh, Allah kemudian menurunkan hukuman pada penduduk Babilonia karena tidak mau taat pada Allah. Semua sawah dan ladang kering. Cadangan makanan habis. Air sungai menyusut.. Banyak dair keturunan Qabil yang meninggal akibat kelaparan dan kekeringan.

Suatu hari, Iblis datang mengunjungi nabi Idris as yang sedang menjahit.

“Hei Idris. Aku ingin bertanya padamu. Bisakah Allah memasukan bumi dan seluruh isinya kedalam sebuah telur?” tanya Iblis ingin membuat bingung Nabi Idris

“Allah itu Maha Kuasa. Jangankan memasukan bumi dan isinya kedalam sebuah telur. Mekasukan bumi dan Isinya ke dalam lubang jarum pun bisa,” Jawab Nabi Idris tenang.

Untuk mengusir Iblis yang senang menghasut, Nabi Idris menusukkan jarum ke mata Iblis. Crot!

“Aduh!Aduh!Aduh!” Iblis lari sambil mengaduh kesakitan.



Nabi Idris adalah Nabi yang sangat soleh. Banyak sekali malaikat yang ingin berkenalan dengan Nabi Idris.

Suatu hari, ketika usia Nabi Idris telah 300 tahun lebih, seorang malaikat meminta izin pada Allah untuk mengajak Nabi Idris jalan-jalan ke langit. Di langit ke empat, malaikat dan Nabi Idris bertemu dengan Malaikat Izroil.

Malaikat Izroil memberitahu bahwa sudah saatnya Ia mencabut nyawa Nabi Idris. Maka, meninggallah Nabi Idris dengan terhormat di langit ke Empat. Bukan di bumi seperti manusia umumnya..


Diriwayatkan Anas bin Malik:
"... Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi...." (Shahih Muslim 1:309 dan 1:314)

Nabi Idris a.s Bersama Malaikat Izrail

Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail dan bertanya Nabi Idris a.s katanya: "Hai malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?." Kata Malaikat Izrail aku datang untuk menziarah dengan izin Allah. Kata Nabi Idris kepada Malaikat Izrail: "Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu" Kata Malaikat Izrail "Kepentingan apa itu?" Jawab Nabi Idris "Kepentingan denganmu iaitu supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratulmaut". Kata Malaikat Izrail sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah. Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris, maka seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s. Maka Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris hidup kembali. Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as. "Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratulmaut itu?. Kata Nabi Idris a.s "Sesungguhnya rasa sakaratulmaut itu saya umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup) dan begitulah rasanya sakaratulmaut bahkan lebih seribu kali sakit."

Kata Malaikat Maut: "Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu selama-lamanya." Kemudian Nabi Idris a.s berkata lagi pada Malaikat Maut: "Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengan engkau iaitu saya ingin melihat Neraka Jahanam sehingga saya boleh beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah melihat belenggu, rantai-rantai dan kala jengking yang menyengat orang-orang yang ada di Neraka Jahanam." Kata Malaikat Maut "Bagaimana saya boleh pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin Allah".

Mala Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman: "Pergilah engkau ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris a.s". Malaikat Maut pun pergi ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris kemudian Idris melihat segala macam seksaan yang diciptakan Allah untuk musuh-musuhNya yang berupa belenggu, rantai-rantai daripada neraka dan kala jengking serta ular dengan api-api yang menyala dan kayu zakum dan air yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka tersebut. Setelah kembali Nabi Idris berkata lagi kepada Malaikat Maut. "Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengamu iaitu saya ingin melihat syurga sehingga saya boleh tambah meningkatkan amal ibadah," maka Malaikat Maut berkata "Bagaimana boleh saya bersamamu ke dalam syurga tanpa izin Allah." Maka Allah memberi izin pada Malaikat Maut untuk pergi berdua dan berhenti dekat pintu syurga.

Maka Nabi Idris melihat di dalamnya nampak bermacam-macam nikmat dan istana besar lagi indah dan beberapa anugerah yang berharga, juga tumbuh-tumbuhan serta buah-buahan yang beraneka warna dan rasanya berbeza-beza. Nabi Idris berkata "Hai saudaraku, saya telah merasakan sakitnya sakaratulmaut, saya telah melihat Neraka Jahanam yang didalamnya bermacam-macam rupa seksaan dan azab neraka maka mohonlah engkau kepada Allah agar Allah mengizinkan saya untuk masuk syurga dan minum airnya agar hilang rasa sakitnya sakaratulmaut di tenggkorakku ini dan juga terhindar daripada seksaan Neraka Jahanam.

Maka Malaikat Izrail minta izin kepada Allah lalu mengizinkannya, kemudian masuklah meraka berdua ke alam syurga lalu keluar. Kemudian Nabi Idris masuk lagi ke dalam syurga dan meletakkan seliparnya di bawah pokok kayu di dalam syurga. Maka Nabi Idris berkata kepada Malaikat Izrail "Hai Malaikat Maut, selipar saya tertinggal didalam syurga di bawah pokok kayu, maka kembalikanlah saya ke dalam syurga," maka Nabi Idris masuk ke syurga dan tidak mahu keluar lagi dari syurga. Maka berteriaklah Malaikat Izrail memanggil Nabi Idris agar keluar dari syurga. "Hai Idris, keluarlah engkau dari syurga." Maka Nabi Idris pun tidak mahu keluar Allah s.w.t telah berfirman "Tiap-tiap orang mesti merasakan sakaratul maut, sedang saya sudah merasakan sakaratulmaut. Dan Allah s.w.t berfirman lagi maksudnya: "Tidak ada diantara kamu sekelian kecuali mereka itu memasuki (neraka/syurga) sedang aku pernah memasuki neraka dan Allah pun juga berfirman lagi maksudnya: "Dan tidaklah mereka itu dikeluarkannya". (keluar daripada syurga).

"Siapakah yang mengeluarkan saya dari syurga" sedangkan Allah telah memberi wahyu kepada malaikat Maut. "Tinggalkanlah dia (Nabi Idris) sesungguhnya Aku telah memutuskan dia di zaman azali dahulu bahawa sesungguhnya dia (Nabi Idris) tergolong ahli dan penghuni syurga."

Dan Allah telah berfirman kepada rasul-rasulNya tentang kisah Nabi Idris dalam firmanNya yang bermaksud. "Dan ingatlah olehmu cerita-cerita dalam kitab Nabi Idris a.s dan seterusnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar