All About Me
Bukan blog penting , tapi juga bukan blog asal - asalan , so enggak perlu dihina dan enggak harus dipuji , karena blog ini emang aneh NB : jangan sembarangan COPAS gan, karena belon tentu yg ane tulis ntu bener,,,
Dolek en dewe
Minggu, 28 April 2013
Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya.
Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur.
Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan :
“Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)
Kisah Nabi Idris As
Allah s.w.t berfirman:
"Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang
tersebut)di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang
sangat membenarkan dan seorang rasul. Dan Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)
Kita tidak mengetahui bila Nabi Idris hidup dan kepada kaum siapa dia
diutus dan bagaimana Allah s.w.t mengangkat darjatnya pada kedudukan
yang tinggi.
Menurut dongeng kuno disebutkan bahawa Nabi Idris adalah Uzairis, salah
seorang pahlawan Mesir kuno. Beliau dianggap sebagai Tuhan berhala.
Izis, isterinya memainkan peranan penting dalam mengembalikannya
pada kehidupan. Kami tidak memiliki suatu sumber yang otentik yang
dapat kami percaya untuk meneguhkan pendapat seputar Nabi Idris.
Barangkali Idris adalah seorang Nabi yang dermawan dan mulia dan
diutus di Mesir, lalu Allah s.w.t mengangkatnya di sisi-Nya seperti Nabi
Isa Ibnu Maryam. Ketika beliau diangkat, terjadilah berbagai macam isu
dan fitnah seputar beliau dan kemudian beliau dijadikan sebagai Tuhan.
Dan barangkali ada versi lain seputar kisah itu.
Yang jelas Al-Qur'an al-Karim tidak menyingkap kesamaran yang
berhubungan dengan Nabi Idris. Yang kami ketahui hanya bahawa beliau
adalah seorang yang jujur, yang terpercaya, dan seorang Nabi. Allah
s.w.t mengangkatnya ke darjat yang tinggi di sisi-Nya. ?
Nabi Idris adalah salah seorang dari keturunan Nabi Adam yang membanggakan. Ia sangat rajin belajar. Ia kreatif juga pemberani.
Nabi Idris lah yang awal
mula mengajarkan keluarga besar Nabi Adam lainnya menulis. Idris pula yang
pertama kali membuat jarum dan benang, dan membuat teknik menjahit pakaian.
Kebanyakan keturunan anak
cucu Adam adalah orang-orang yang soleh.. Namun, ada juga yang tidak soleh.
Banyak melakukan maksiat dan tidak mau menyembah Allah.
Maka, Allah mengutus Nabi
Idris untuk mengingatkan keluarga yang tidak soleh itu agar kembali beribadah
kepada Allah.. Orang-orang yang tidak soleh itu adalah saudara Nabi Idris dari keturunan
Qabil di daerah Babilonia.
Di sana Nabi Idris
mengajak orang-orang agar meninggalkan maksiat dan beribadah kepada Allah.
Setelah sekian lama memberi nasehat, hanya sedikit orang yang sadar bahwa
nasehat Nabi Idris benar.
Melihat kebanyakan
keturunan Qabil tetep membangkang malah semakin erat berteman dengan Iblis,
Nabi Idris meminta izin pada Allah untuk meninggalkan Balbilonia dan mencari
keluarga Adam lainnya yang mau mendengarkan nasehat Nabi Idris.
Allah swt mengabulkan
permintaan Nabi Idris. Maka pergilah Nabi Idris dan rombongan keluarga soleh
menuju Mesir, daerah Sungai Nil.
Setelah kepergian Nabi
Idris dan orang-orang soleh, Allah kemudian menurunkan hukuman pada penduduk
Babilonia karena tidak mau taat pada Allah. Semua sawah dan ladang kering.
Cadangan makanan habis. Air sungai menyusut.. Banyak dair keturunan Qabil yang
meninggal akibat kelaparan dan kekeringan.
Suatu hari, Iblis datang
mengunjungi nabi Idris as yang sedang menjahit.
“Hei Idris. Aku ingin
bertanya padamu. Bisakah Allah memasukan bumi dan seluruh isinya kedalam sebuah
telur?” tanya Iblis ingin membuat bingung Nabi Idris
“Allah itu Maha Kuasa.
Jangankan memasukan bumi dan isinya kedalam sebuah telur. Mekasukan bumi dan
Isinya ke dalam lubang jarum pun bisa,” Jawab Nabi Idris tenang.
Untuk mengusir Iblis yang
senang menghasut, Nabi Idris menusukkan jarum ke mata Iblis. Crot!
“Aduh!Aduh!Aduh!” Iblis
lari sambil mengaduh kesakitan.
Nabi Idris adalah Nabi
yang sangat soleh. Banyak sekali malaikat yang ingin berkenalan dengan Nabi
Idris.
Suatu hari, ketika usia
Nabi Idris telah 300 tahun lebih, seorang malaikat meminta izin pada Allah
untuk mengajak Nabi Idris jalan-jalan ke langit. Di langit ke empat, malaikat
dan Nabi Idris bertemu dengan Malaikat Izroil.
Malaikat Izroil memberitahu bahwa sudah saatnya Ia mencabut nyawa Nabi Idris. Maka, meninggallah Nabi Idris dengan terhormat di langit ke Empat. Bukan di bumi seperti manusia umumnya..
Diriwayatkan Anas bin Malik:
"... Aku dibawa naik
ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril
menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun
dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku
dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat
(martabat) yang tinggi...." (Shahih Muslim
1:309 dan 1:314)
Nabi Idris a.s Bersama Malaikat Izrail
Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail dan
bertanya Nabi Idris a.s katanya: "Hai malaikat Izrail, engkau datang ini
untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?." Kata Malaikat Izrail aku
datang untuk menziarah dengan izin Allah. Kata Nabi Idris kepada
Malaikat Izrail: "Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan
kepadamu" Kata Malaikat Izrail "Kepentingan apa itu?" Jawab Nabi Idris
"Kepentingan denganmu iaitu supaya engkau mencabut nyawaku dan
kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah
kepada Allah setelah aku merasakan sakaratulmaut". Kata Malaikat Izrail
sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan
mendapat izin Allah. Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat
Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris, maka seketika itu Malaikat
Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s. Maka Malaikat Izrail menangis atas
kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah
menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.
Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi
Idris hidup kembali. Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as. "Hai
saudaraku, bagaimana rasanya sakaratulmaut itu?. Kata Nabi Idris a.s
"Sesungguhnya rasa sakaratulmaut itu saya umpamakan binatang yang
hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup) dan
begitulah rasanya sakaratulmaut bahkan lebih seribu kali sakit."
Kata Malaikat Maut: "Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa
yang seperti itu selama-lamanya." Kemudian Nabi Idris a.s berkata lagi
pada Malaikat Maut: "Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengan
engkau iaitu saya ingin melihat Neraka Jahanam sehingga saya boleh
beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah melihat
belenggu, rantai-rantai dan kala jengking yang menyengat orang-orang
yang ada di Neraka Jahanam." Kata Malaikat Maut "Bagaimana saya boleh
pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin Allah".
Mala Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman:
"Pergilah engkau ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris a.s".
Malaikat Maut pun pergi ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris
kemudian Idris melihat segala macam seksaan yang diciptakan Allah
untuk musuh-musuhNya yang berupa belenggu, rantai-rantai daripada
neraka dan kala jengking serta ular dengan api-api yang menyala dan
kayu zakum dan air yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka
tersebut. Setelah kembali Nabi Idris berkata lagi kepada Malaikat Maut.
"Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengamu iaitu saya ingin
melihat syurga sehingga saya boleh tambah meningkatkan amal ibadah,"
maka Malaikat Maut berkata "Bagaimana boleh saya bersamamu ke dalam
syurga tanpa izin Allah." Maka Allah memberi izin pada Malaikat Maut
untuk pergi berdua dan berhenti dekat pintu syurga.
Maka Nabi Idris melihat di dalamnya nampak bermacam-macam nikmat
dan istana besar lagi indah dan beberapa anugerah yang berharga, juga
tumbuh-tumbuhan serta buah-buahan yang beraneka warna dan rasanya
berbeza-beza. Nabi Idris berkata "Hai saudaraku, saya telah merasakan
sakitnya sakaratulmaut, saya telah melihat Neraka Jahanam yang
didalamnya bermacam-macam rupa seksaan dan azab neraka maka
mohonlah engkau kepada Allah agar Allah mengizinkan saya untuk masuk
syurga dan minum airnya agar hilang rasa sakitnya sakaratulmaut di
tenggkorakku ini dan juga terhindar daripada seksaan Neraka Jahanam.
Maka Malaikat Izrail minta izin kepada Allah lalu mengizinkannya,
kemudian masuklah meraka berdua ke alam syurga lalu keluar. Kemudian
Nabi Idris masuk lagi ke dalam syurga dan meletakkan seliparnya di
bawah pokok kayu di dalam syurga. Maka Nabi Idris berkata kepada
Malaikat Izrail "Hai Malaikat Maut, selipar saya tertinggal didalam syurga
di bawah pokok kayu, maka kembalikanlah saya ke dalam syurga," maka
Nabi Idris masuk ke syurga dan tidak mahu keluar lagi dari syurga. Maka
berteriaklah Malaikat Izrail memanggil Nabi Idris agar keluar dari syurga.
"Hai Idris, keluarlah engkau dari syurga." Maka Nabi Idris pun tidak mahu
keluar Allah s.w.t telah berfirman "Tiap-tiap orang mesti merasakan
sakaratul maut, sedang saya sudah merasakan sakaratulmaut. Dan Allah
s.w.t berfirman lagi maksudnya: "Tidak ada diantara kamu sekelian
kecuali mereka itu memasuki (neraka/syurga) sedang aku pernah
memasuki neraka dan Allah pun juga berfirman lagi maksudnya: "Dan
tidaklah mereka itu dikeluarkannya". (keluar daripada syurga).
"Siapakah
yang mengeluarkan saya dari syurga" sedangkan Allah telah memberi wahyu kepada
malaikat Maut. "Tinggalkanlah dia (Nabi Idris) sesungguhnya Aku telah
memutuskan dia di zaman azali dahulu bahawa sesungguhnya dia (Nabi Idris)
tergolong ahli dan penghuni syurga."
Dan Allah
telah berfirman kepada rasul-rasulNya tentang kisah Nabi Idris dalam firmanNya
yang bermaksud. "Dan ingatlah olehmu cerita-cerita dalam kitab Nabi
Idris a.s dan seterusnya."
Kisah Nabi Syith - Anak Nabi Adam As
Nabi
Syith di lahirkan (sekitar 3630-2718 SM), meninggal pada usia 1042 tahun.
Menikah dengan Azura (Hazurah), kemudian mengandung seorang anak yang bernama
Enos pada usia 105 tahun. Nabi Syith atau Seth merupakan anak
lelaki ketiga kepada Nabi Adam a.s. dan Hawa, juga merupakan
adik bongsu terakhir kepada Habil dan Qabil. Nabi Syith
merupakan satu-satunya anak Nabi Adam yang dilahirkan oleh Hawa tidak mempunyai
kembar (anak-anak lain dilahirkan kembar dan berpasang-pasangan). Nabi Syith diangkat
sebagai nabi selepas Nabi Adam menjadikannya nabi kedua diatas muka bumi ini.Beliau
yang dianggap sebagai salah satu dari nabi-nabi dalam Islam. Ia juga termasuk
guru Nabi Idris yang pertama kali mengajarkan baca-tulis, ilmu falak,
Menjinakkan kuda dan lain-lain.
Pengarang kitab Qasas al-Anbiya (hal. 59) menyebutkan bahwa setelah menderita sakit selama 11 hari, Nabi Adam wafat. Ketika masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada Syith untuk menggantikan posisi kepemimpinannya. Nabi Adam juga mengingatkan Syith untuk menjaga kerahasiaan pelimpahan mandat ini agar jangan sampai diketahui oleh Qabil, si pendengki.
Menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, ketika Syith dilahirkan, Nabi Adam sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam sengaja memilih Syith sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain.
Sebagai Nabi, Syith menerima perintah-perintah dari Allah yang tertulis dalam 50 sahifah. Demikian keterangan dari Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari sebagaimana dikutip dalam Tarikh Thabari (Jil. I, hal. 152).
Patut kita perhatikan bahwa dalam memilih pemimpin, Nabi Adam menjadikan ketakwaan, kecerdasan dan ketaatan sebagai kriteria utama. Nabi Adam mengenepikan faktor usia, postur tubuh, kekuatan fisik dan aspek-aspek lainnya.
Nasehat
Nabi Adam A.S kepada Nabi Syith A.S
(1)
Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang
hidup di syurga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah
daripadanya.
(2)
Janganlah kamu bertindak menurut kemahuan isteri - isteri kamu. Kerana aku
bertindak menurut kemahuan isteriku (Hawa), sehingga aku memakan pohon
terlarang, lalu aku menjadi menyesal.
(3) Setiap
perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan
ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak
tertimpa musibah seperti ini.
(4) Ketika
hati kamu merasakan takut akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku
hendak makan buah khuldi (buah larangan), hatiku merasa takut, tetapi aku tidak
menghiraukannya, sehingga aku benar - benar menemui penyesalan.
(5)
Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah
dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah.
Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.
Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.
Dalam Kisah
Lain di cetus kan :
Wahab bin
Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syith telah berusia 400 tahun. Dia
telah diberi tabut, tali, pedang, dan kudanya yang bernama Maimun yang telah
diturunkan kepadanya dari surga. Apabila kuda itu meringkik, semua binatang
yang melata di bumi menyambutnya dengan tasbih. Syith telah diwasiati untuk
memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya
perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak
Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syith memperoleh kemenangan dan dia
menawan Qabil.
Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syith, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syith berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syith; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”
Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil.
Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syith, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syith berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syith; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”
Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil.
Sementara Syith, setelah dia menunaikan tugasnya memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara manusia.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri Adam, meninggal di zaman anaknya, Syith. Setelah meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syith. Dialah orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi.
Selanjutnya, Syith mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Anusy. Di kening Syith terdapat cahaya Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam. Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke keningnya. Oleh karena itu, Syith tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syith meninggal dunia dalam umur 1042 tahun.
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Syith meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum meninggal, Syith menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya sebagai pengganti setelahnya.
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.
Kisah Habil dan Qabil - Anak Nabi Adam As
Tatacara hidup suami isteri Adam dan Hawa di bumi mulai tertib dan
sempurna tatkala Hawa bersedia untuk melahirkan anak-anaknya yang
akan menjadi benih pertama bagi umat manusia di dunia ini.
Siti Hawa melahirkan kembar dua pasang. Pertama lahirlah pasangan
Qabil dan adik perempuannya yang diberi nama "Iqlima", kemudian
menyusul pasangan kembar kedua Habil dan adik perempuannya yang
diberi nama "Lubuda".
Kedua orang tua, Nabi Adam dan Siti Hawa, menerima kelahiran
keempat putera puterinya itu dengan senang dan gembira, walaupun
Hawa telah menderita apa yang lumrahnya dideritai oleh setiap ibu yang
melahirkan bayinya. Mereka mengharapkan dari keempat anak
pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang akan berkembang biak
untuk mengisi bumi Allah dan menguasai sesuai dengan amanat yang
telah di bebankan ke atas bahunya.
Di bawah naungan ayah ibunya yang penuh cinta dan kasih sayang maka
membesarlah keempat-empat anak itu dengan cepatnya melalui masa
kanak-kanak dan menginjak masa remaja. Yang perempuan sesuai dengan
kudrat dan fitrahnya menolong ibunya mengurus rumahtangga dan
mengurus hal-hal yang menjadi tugas wanita,sedang yang laki-laki
menempuhi jalannya sendiri mencari nafkah untuk memenuhi keperluan
hidupnya. Qabil berusaha dalam bidang pertanian sedangkan Habil di
bidang perternakan.
Penghidupan sehari-hari keluarga Adam dan Hawa berjalan tertib
sempurna diliputi rasa kasih sayang saling cinta mencintai hormat
menghormati masing-masing meletakkan dirinya dalam kedudukan yang
wajar si ayah terhadap isterinya dan putera-puterinya,si isteri terhadap
suami dan anak-anaknya. Demikianlah pula pergaulan di antara keempat
bersaudara berlaku dalam harmoni damai dan tenang saling bantu
membantu hormat menghormati dan bergotong-royong.
Keempat Anak Adam Memasuki Alam
Remaja
Keempat putera-puteri Adam mencapai usia remaja dan memasuki alam
akil baligh di mana nafsu berahi dan syahwat serta hajat kepada
hubungan kelamin makin hari makin nyata dan nampak pada gaya dan
sikap mereka hal mana menjadi pemikiran kedua orang tuanya dengan
cara bagaimana menyalurkan nafsu berahi dan syahwat itu agar terjaga
kemurnian keturunan dan menghindari hubungan kelamin yang bebas di
antara putera-puterinya.
Kepada Nabi Adam Allah memberi ilham dan petunjuk agar kedua
puteranya dikahwinkan dengan puterinya. Qabil dikahwinkan dengan adik
Habil yang bernama Lubuda dan Habil dengan adik Qabil yang bernama
Iqlima.
Cara yang telah di ilham oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Adam telah
disampaikan kepada kedua puteranya sebagai keputusan si ayah yang
harus dipatuhi dan segera dilaksanakan untuk menjaga dan mengekalkan
suasana damai dan tenang yang meliputi keluarga dan rumahtangga
mereka. Akan tetapi dengan tanpa diduga dan disangka rancangan yang
diputuskan itu ditolak mentah-mentah oleh Qabil dan menyatakan
bahawa ia tidak mahu mengahwini Lubuda, adik Habil dengan
mengemukakan alasan bahawa Lubuda adalah buruk dan tidak secantik
adiknya sendiri Iqlima. Ia berpendapat bahawa ia lebih patut
mempersunting adiknya sendiri Iqlima sebagai isteri dan sekali-kali tidak
rela menyerahkannya untuk dikahwinkan oleh Habil. Dan memang
demikianlah kecantikan dan keelokan paras wanita selalu menjadi fitnah
dan rebutan lelaki yang kadang-kadang menjurus kepada pertentangan
dan permusuhan yang sampai mengakibatkan hilangnya nyawa dan
timbulnya rasa dendam dan dengki di antara sesama keluarga dan sesama
suku.
Kerana Qabil tetap berkeras kepala tidak mahu menerima keputusan
ayahnya dan meminta supaya dikahwinkan dengan adik kembarnya
sendiri Iqlima maka Nabi Adam seraya menghindari penggunaan
kekerasan atau paksaan yang dapat menimbulkan perpecahan di antara
saudara serta mengganggu suasana damai yang meliputi keluarga beliau
secara bijaksana mengusulkan agar menyerahkan masalah perjodohan itu
kepada Tuhan untuk menentukannya. Caranya ialah bahawa masing-
masing dari Qabil dan Habil harus menyerahkan korban kepada Tuhan
dengan catatan bahawa barang siapa di antara kedua saudara itu
diterima korbannya ialah yang berhad menentukan pilihan jodohnya.
Qabil dan Habil menerima baik jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh
ayahnya. Habil keluar dan kembali membawa peliharaannya sedangkan
Qabil datang dengan sekarung gandum yang dipilih dari hasil cucuk
tanamnya yang rosak dan busuk kemudian diletakkan kedua korban itu
kambing Habil dan gandum Qabil di atas sebuah bukit lalu pergilah
keduanya menyaksikan dari jauh apa yang akan terjadi atas dua jenis
korban itu.
Kemudian dengan disaksikan oleh seluruh anggota keluarga Adam yang
menanti dengan hati berdebar apa yang akan terjadi di atas bukit di
mana kedua korban itu diletakkan, terlihat api besar yang turun dari
langit menyambar kambing binatang korban Habil yang seketika itu
musnah ternakan oleh api sedang karung gandum kepunyaan Qabil tidak
tersentuh sedikit pun oleh api dan tetap tinggal utuh.
Maka dengan demikian keluarlah Habil sebagai pemenang dalam
pertaruhan itu karena korban kambing telah diterima oleh Allah sehingga
dialah yang mendapat keutamaan untuk memilih siapakah di antara
kedua gadis saudaranya itu yang akan dipersandingkan menjadi isterinya.
Pembunuhan Pertama Dalam Sejarah
Manusia
Dengan telah jalurnya keputusan dari langit yang menerima korban Habil
dan menolak korban Qabil maka pudarlah harapan Qabil untuk
mempersandingkan Iqlima tidak puas dengan keputusan itu namun tidak
ada jalan untuk menyoalkan. Ia menyerah dan memerainya dengan rasa
kesal dan marah sambil menaruh dendam terhadap Habil yang akan
dibunuh di kala ketiadaan ayahnya.
Ketika Adam hendak berpergian dan meninggalkan rumah beliau
mengamanahkan rumahtangga dan keluarga kepada Qabil. Ia berpesan
kepadanya agar menjaga baik-baik ibu dan saudara-saudaranya selama
ketiadaannya. Ia berpesan pula agar kerukunan keluarga dan ketenangan
rumahtangga terpelihara baik-baik jangan sampai terjadi hal-hal yang
mengeruhkan suasana atau merosakkan hubungan kekeluargaan yang
sudah akrab dan intim.
Qabil menerima pesanan dan amanat ayahnya dengan kesanggupan akan
berusaha sekuat tenaga menyelenggarakan amanat ayahnya dengan
sebaik-baiknya dan sempurna berpergiannya akan mendapat segala
sesuatu dalam keadaan baik dan menyenangkan. Demikianlah kata-kata
dan janji yang keluar dari mulut Qabil namun dalam hatinya ia berkata
bahawa ia telah diberi kesempatan yang baik untuk melaksanakan niat
jahatnya dan melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habil
saudaranya.
Tidak lama setelah Adam meninggalkan keluarganya datanglah Qabil
menemui Habil di tempat penternakannya. Berkata ia kepada Habil:"Aku
datang ke mari untuk membunuhmu. Masanya telah tiba untuk aku
lenyapkan engkau dari atas bumi ini."
"Apa salahku?"tanya Habil. Dengan asalan apakah engkau hendak
membunuhku?"
Qabil berkata:"Ialah kerana korbanmu diterima oleh Allah sedangkan
korbanku ditolak yang bererti bahawa engkau akan mengahwini adikku
Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku harus mengahwini adikmu yang
buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik itu."
Habil berkata:"Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima
korbanku dan menolak korbanmu?Tidakkah engkau telah bersetuju cara
penyelesaian yang diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami
laksanakan?Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan
hawa nafsu dan ajakan syaitan! Kawallah perasaanmu dan fikirlah masak-
masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa Allah hanya
menerima korban dari orang-orang yang bertakwa yang menyerahkan
dengan tulus ikhlas dari hati yang suci dan niat yang murni.Adakah
mungkin sesekali bahawa korban yang engkau serahkan itu engkau
pilihkannya dari gandummu yang telah rosak dan busuk dan engkau
berikan secara terpaksa bertentangan dengan kehendak hatimu, sehingga
ditolak oleh Allah, berlainan dengan kambing yang aku serahkan sebagai
korban yang sengaja aku pilihkan dari perternakanku yang paling sihat
dan kucintai dan ku serahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan
diterimanya oleh Allah.
Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat
jahatmu yang telah dibisikkan kepadamu oleh Iblis itu, musuh yang telah
menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahawa
jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan
aku angkat tanganku untuk membalasmu kerana aku takut kepada Allah
dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diredhainya.Aku hanya
berserah diri kepada-Nya dan kepada apa yang akan ditakdirkan bagi
diriku."
Nasihat dan kata-kata mutiara Habil itu didengar oleh Qabil namun
masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan sekali-kali tidak sampai
menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa dengki, dendam dan iri hati
sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai, cinta dan kasih sayang
kepada saudara sekandungnya. Qabil yang dikendalikan oleh Iblis tidak
diberinya kesempatan untuk menoleh kebelakang mempertimbangkan
kembali tindakan jahat yang dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan
bila api dendam dan dengkin didalam dadanya mulai akan padam
dikipasinya kembali oleh Iblis agar tetap menyala-yala dan ketika Qabil
bingung tidak tahu bagaimana ia harus membunuh Habil saudaranya,
menjelmalah Iblis dengan seekor burung yang dipukul kepalanya dengan
batu sampai mati. Contoh yang diberikan oleh Iblis itu diterapkannya
atas diri Habil di kala ia tidur dengan nyenyaknya dan jatuhlah Habil
sebagai korban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai korban
pembunuhan pertama dalam sejarah manusia
Penguburan Jenazah
Habil
Qabil merasa gelisah dan bingung menghadapi mayat saudaranya.ia tidak
tahu apa yang harus diperbuat dengan tubuh saudaranya yang semakin
lama semakin busuk itu.Diletakkannyalah tubuh itu di sebuah peti yang
dipikulnya seraya mundar-mundir oleh Qabil dalam keadaan sedih
melihat burung-burung sedang berterbangan hendak menyerbu tubuh
jenazah Habil yang sudah busuk itu.
Kebingungan dan kesedihan Qabil tidak berlangsung lama kerana ditolong
oleh suatu contoh yang diberikan oleh Tuhan kepadanya sebagaimana ia
harus menguburkan jenazah saudaranya itu.Allah s.w.t. Yang Maha
Pengasih lagi Maha Bijaksana, tidak rela melihat mayat hamba-Nya yang
soleh dan tidak berdosa itu tersia-sia demikian rupa, maka
dipertunjukkanlah kepada Qabil, bagaimana seekor burung gagak
menggali tanah dengan kaki dan paruhnya, lalu menyodokkan gagak lain
yang sudah mati dalam pertarungan, ke dalam lubang yang telah
digalinya, dan menutupi kembali dengan tanah. Melihat contoh dan
pengajaran yang diberikan oleh burung gagak itu, termenunglah Qabil
sejenak lalu berkata pada dirinya sendiri:"Alangkah bodohnya aku,
tidakkah aku dapat berbuat seperti burung gagak itu dan mengikuti
caranya menguburkan mayat saudaraku ini?"
Kemudian kembalilah Adam dari perjalanan jauhnya.Ia tidak melihat
Habil di antara putera-puterinya yang sedang berkumpul.Bertanyalah ia
kepada Qabil:"Di manakah Habil berada?Aku tidak melihatnya sejak aku
pulang."
Qabil menjawab:"Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba
Habil yang harus mengikutinya ke mana saja ia pergi."
Melihat sikap yang angkuh dan jawapan yang kasar dari Qabil, Adam
dapat meneka bahawa telah terjadi sesuatu ke atas diri Habil, puteranya
yang soleh, bertakwa dan berbakti terhadap kedua orang tuanya itu.Pada
akhirnya terbukti bahawa Habil telah mati dibunuh oleh Qabil sewaktu
peninggalannya.Ia sangat sesal di atas perbuatan Qabil yang kejam dan
ganas itu di mana rasa persaudaraan, ikatan darah dan hubungan
keluarga diketepikan sekadar untuk memenuhi hawa nafsu dan bisikan
yang menyesatkan.
Menghadapi musibah itu, Nabi Adam hanya berpasrah kepada Allah
menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya seraya mohon dikurniai
kesabaran dan keteguhan iman baginya dan kesedaran bertaubat dan
beristighfar bagi puteranya Qabil.
Kisah Qabil dan Habil Dalam
Al-Quran
Dan bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka kisah (mengenai) dua
orang anak Adam (Habil dan Qabil) yang berlaku
dengan sebenarnya, iaitu ketika mereka berdua mempersembahkan satu persembahan
korban (untuk mendampingkan diri kepada Allah). Lalu diterima korban salah
seorang di antaranya (Habil), dan tidak diterima (korban) dari yang lain (Qabil). Berkata (Qabil):" Sesungguhnya aku akan membunuhmu!". (Habil)
menjawab: "Hanyasanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang
bertaqwa;
(Al-Maidah
5:27)
Maka nafsu jahat (Qabil) mendorongnya
(sehingga ia tergamak) membunuh saudaranya, lalu ia membunuhnya. Oleh itu
menjadilah dia dari golongan orang-orang yang rugi
.(Al-Maidah 5:30)
Kemudian Allah hantarkan seekor burung gagak
(menyuruhnya) mengorek-ngorek di bumi supaya, diperlihatkan kepada (Qabil) bagaimana cara menimbus mayat saudaranya. (Qabil) berkata: "Wahai
celakanya aku! Alangkah lemah serta bodohnya aku, aku tidak tahu berbuat seperti
burung gagak ini, supaya aku dapat menimbuskan mayat saudaraku?". Kerana itu
menjadilah ia dari golongan orang-orang yang menyesal.
(Al-Maidah 5:31)
Pengajaran Dari Kisah Putera Nabi Adam
a.s.
Bahawasanya Allah s.w.t. hanya menerima korban dari seseorang yang
menyerahkannya dengan tulus dan ikhlas, tidak dicampuri dengan sifat
riyak, takabur atau ingin dipuji.Barang atau binatang yang dikorbankan
harus yang masih baik dan sempurna dan dikeluarkannya dari harta dan
penghasilan yang halal.Jika korban itu berupa binatang sembelihan,
harus yang sihat, tidak mengandungi penyakit atau pun cacat, dan jika
berupa bahan makanan harus yang masih segar baik dan belum rusak atau
busuk.
Bahawasanya penyelesaian jenazah manusia yang terbaik adalah dengan
cara penguburan sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepada
Qabil.itulah cara paling sesuai dengan martabat manusia sebagai
makhluk yang dimuliakan dan diberi kelebihan oleh Allah di atas
makhluk-makhluk lainnya, menurut firman Allah dalam surah "Al-Isra"
ayat 70 yang bererti ; "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam.Kami angkut mereka di daratan dan di lautan.Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."
Langganan:
Postingan (Atom)